Strategi Menghadapi Dan Mendampingi Anak Belajar Di Rumah

"Aku kangen mau belajar lagi di sekolah, "Ternyata ibuku lebih galak dari Bu Guru di sekolah" atau "Dua Minggu anak belajar di rumah. Hasilnya: anak stres, ibu naik tensi darahnya, ayah sering marah-marah, rumah jadi berantakan".

Beberapa ungkapan di atas dan berbagai pemaparan senada lainnya saat ini seringkali muncul di Facebook, WhatsApp, Instagram, Pinterest, Twitter, serta platform media sosial lainnya. Merebaknya wabah virus Covid-19 memaksa pemerintah untuk menetapkan kegiatan belajar di rumah bagi para siswa mulai dari jenjang PAUD, Sekolah Dasar, sampai perguruan tinggi. Proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh baik daring maupun luring.

Belajar dari rumah, orang tua menjadi turut berperan aktif dalam mendampingi anak belajar. Hal itu tentu tidaklah mudah. Baik bagi orang tua maupun anak akan mudah merasa bosan dan tidak menikmati proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh.

cara dampingi anak belajar di rumah

Dalam hal ini orang tua perlu menerapkan strategi untuk bisa mendampingi proses belajar di rumah secara maksimal, sehingga kegiatan belajar anak di rumah bisa berjalan efektif.

Yulina Eva Riany, dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, membagikan beberapa tips sederhana sebagai strategi orang tua untuk mendampingi anak belajar di rumah.

Tips yang dapat dilakukan sebagai strategi mendampingi anak belajar di rumah itu adalah sebagai berikut:

1. Ciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman. Suasana rumah yang nyaman saat kegiatan belajar mengajar dilakukan adalah kunci utama efektifnya proses belajar. Pastikan kondisi rumah senyaman mungkin bagi anak untuk belajar. Matikan televisi, musik atau percakapan dengan volume keras saat anak sedang belajar.

2. Dampingi anak saat belajar. Kehadiran orang tua dalam proses pendampingan belajar mengajar merupakan sebuah energi positif penambah semangat belajar bagi anak.

3. Terapkan aturan belajar. Berlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan disiplin. Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, makan dan beribadah. Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu tersebut dan konsekuensi terbaik apa yang bisa diterapkan bersama.

4. Lakukan secara realistis dan proporsional. Waktu belajar di rumah tidak harus sama dengan waktu belajar di sekolah. Hal itu mengingat situasi dan kondisi yang tidak sama antara rumah dan sekolah. Proses dan tugas belajar juga harus disesuaikan dengan kondisi anak, orang tua dan lingkungan di rumah. Orang tua sebaiknya menetapkan target yang dapat dicapai anak per harinya. Sehingga anak dapat belajar untuk mengatur irama belajar mengajar di rumah yang efektif.

5. Orang tua jangan stres. Sebelum mendampingi anak, pastikan orang tua siap sehingga proses belajar mengajar dapat tersampaikan dengan baik.

Doktor lulusan Australia ini juga menyarankan agar orang tua menyiapkan bahan-bahan bacaan di luar materi sekolah untuk menambah wawasan baru anak.

“Misalnya, materi tentang COVID-19, bencana pandemik, kesehatan maupun lainnya," katanya.

Libatkan juga anak-anak dengan berbagai aktivitas di rumah, misalnya membuat kue, memasak, membersihkan rumah, berkebun, bereksperimen dan kegiatan kreatif lainnya.

"Laksanakan dengan cara yang menyenangkan disertai dengan penjelasan. Sehingga anak tertarik dan rasa ingin tau anak untuk belajar semakin bertambah,” ujarnya.

Menurutnya, orang tua juga bisa mengajak anak melakukan berbagai permainan edukatif di rumah pada waktu "break belajar". Terutama permainan edukatif yang melibatkan aktivitas fisik, misalnya bermain lompat tali, sit-up, main catur, puzzle, bulutangkis dan permainan lainnya untuk memberikan hiburan dan aktivitas fisik yang menyehatkan serta menyenangkan.

“Pendampingan belajar mengajar bisa bergantian antara ibu dan ayah, sehingga pembagian peran orang tua dapat dilakukan dan anak akan mendapatkan suasana belajar yang berbeda," lanjutnya.

Orang tua juga bisa membacakan buku, bercerita dan berdiskusi bersama tentang buku yang telah dibaca. Melibatkan anak untuk membuat sebuah projek bersama yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar juga bisa dicoba. Misalnya membuat masker bersama, membuat hand-sanitizer atau projek bersama lainnya yang mengasah kreaktivitas dan rasa ingin tahu anak.

"Bisa juga membuat video belajar bersama (vlog, youtube) tentang kegiatan belajar mengajar dan eksperimen di rumah yang dapat meningkatkan keinginan anak untuk terus beraktivitas,” tambahnya.

Dengan berbagai kegiatan ini, tambah Eva, anak tidak mudah bosan mengerjakan rutinitas di rumah. Harapannya dengan berbagai strategi dan alternatif kegiatan tersebut, proses belajar mengajar di rumah dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan menyenangkan.

Tulis Komentar

Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.

Lebih baru Lebih lama