87 Persen Mahasiswa Mengaku Telah Salah Memilih Jurusan

Anda yang hendak mendaftarkan diri atau masuk ke jenjang perguruan tinggi, harap pikirkanlah dengan sematang mungkin terkait jurusan yang akan Anda pilih. Jangan sampai pilihan Anda itu salah, sebab ada banyak faktor mahasiswa yang berkuliah tidak sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki.

Menurut hasil penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN), pada tahun 2017, diketahui bahwa sekitar 87 persen mahasiswa Indonesia mengakui bahwa jurusan yang mereka ambil tidak sesuai dengan yang diinginkannya.

Selain itu, ada sekiranya 71,7 persen pekerja, memiliki profesi / pekerjaan yang tidak sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

Menurut 87 Persen Mahasiswa, Mereka Mengaku Telah Salah Memilih Jurusan

Pemerhati pendidikan dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Yohana E. Hardjadinata mengatakan, jika siswa yang salah menentukan jurusan kuliah akan berdampak pada ketidakmaksimalan dalam profesi atau pekerjaan yang di kemudian hari akan digelutinya.

Sehingga orang yang mengalami hal tersebut tidak akan berprestasi dan kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.

"Namun sebaliknya, jika seseorang bekerja pada bidang yang diminati atau disukai, pastinya akan lebih mencintai dan senang dalam menjalankan pekerjaannya. Dampak selanjutnya, yang bersangkutan akan bekerja lebih giat dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi," kata Yohana pada acara peluncuran aplikasi Aku Pintar di Gedung Kemendikbud.

Yohana menuturkan, bahwa banyak faktor mahasiswa berkuliah tidak sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hampir 50,55 persen disebabkan oleh faktor eksternal calon mahasiswa, misalnya karena dorongan orang tua, mengikuti teman atau bahkan melihat dari segi mudahnya mencari pekerjaan.

Oleh sebab itu, Yohana mengapresiasi dirilisnya aplikasi Aku Pintar yang di dalamnya memuat tes minat dan bakat siswa secara gratis. Menurutnya, aplikasi tersebut setidaknya dapat membantu siswa dalam menentukan pilihan program studi.

Sementara itu, CEO aplikasi Aku Pintar, Luvianto Pebri Handoko mengatakan, bahwa aplikasi tersebut dibuat berdasarkan pengalamannya disaat bingung untuk menentukan pilihan program pendidikan ketika akan masuk bangku kuliah.

Akibat dari ketidaktahuan dan ketidakpahaman terhadap minat dan bakatnya, maka dia memutuskan program pendidikan pilihannya hanya berdasarkan rekomendasi dari teman atau orang tuanya.

Hal inilah yang menyebabkan Pebri merasakan tidak puas atau tidak senang dalam menjalani aktivitas sehari-harinya.

“Padahal saya ingin punya kehidupan yang sukses, yang membahagiakan di masa depan, bahagia dalam arti kata bukan hanya mendapatakan materi saja, tapi juga bahagia menikmati pekerjaan yang saya geluti," ujar Pebri.

Pebri memberi penjelasan bahwa keunggulan utama dari aplikasi Aku Pintar besutannya adalah menyediakan tes minat dan bakat secara gratis, cukup dengan mengunduhnya melalui ponsel saja.

Aplikasi ini dikemas dengan tampilan menarik serta akses yang mudah dan menyenangkan.

Hasil tes penelusuran minat dan bakat bisa menjadi pertimbangan bagi siswa, misalnya saja ada siswa SMP yang akan memilih sekolah kejuruan (SMK) yang tepat, sebab untuk sekolah kejuruan saat ini terdapat setidaknya 144 pilihan.

Selain itu juga, hasil tes itu akan membantu siswa SMA dalam memilih jurusan yang diminati, apakah jurusan IPA, IPS ataupun Bahasa.

Demikian pula, disaat para lulusan SMA hendak memilih jurusan atau program studi ketika akan melanjutkan jenjang pendidikan ke Perguruan Tinggi.

Maka dari itu, jangan sampai Anda termasuk mahasiswa yang mengalami hal yang sama dengan mereka yang merasa telah salah dalam menentukan jurusan atau bidang studi. Sebab masa depan kita bukanlah orang lain yang menentukan.


Sumber: Republika

Tulis Komentar

Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.

Lebih baru Lebih lama