Tahukah Anda, 5 Tahap Pendekatan Saintifik Dalam Proses Pembelajaran?

Kurikulum 2013 telah berjalan lebih dari 7 tahun dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Namun demikian, masih saja terdapat hal-hal yang perlu diperkuat dalam pelaksanaannya.

Salah satunya adalah dalam penguatan pelaksanaan proses pembelajaran yang disertai dengan pendekatan saintifik. Oleh sebab itu, penting sekali memahami tentang apa itu pendekatan saintifik.

Dalam perspektif pedoman Kurikulum 2013, pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan yang menggunakan tahapan saintifik di setiap proses pembelajaran.

Tahukan Anda 5 Tahap Pendekatan Saintifik Dalam Proses Pembelajaran?

Setidaknya terdapat 5 tahapan yang wajib dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Kelima tahapan tersebut biasanya dikenal dengan istilah 5M.

1. Mengamati

Mengamati berarti melihat, membaca, mendengar, dan menyimak tentang hal-hal atau fenomena yang ada di sekitar kehidupan. Dengan mengamati, siswa akan dapat menemukan berbagai masalah untuk dipecahkan dalam proses pembelajaran.

Agar tahapan mengamati dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif, maka guru harus jeli dalam menyediakan objek yang akan diamati siswa sesuai dengan konteks materi yang akan diajarkan.

Sebagai contoh, misalnya ketika guru hendak mengajarkan materi pelajaran tentang virus dan penyakit, maka sebaiknya guru menyiapkan gambar virus, data perkembangan virus, video pertumbuhan virus, macam-macam penyakit, gambar gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, dan lain-lain untuk diamati oleh siswa.

2. Menanya

Menanya berarti mempertanyakan tentang suatu hal yang menjadi pokok masalah dari apa yang telah diamati. Dalam konteks menanya, peserta didik harus didorong untuk bertanya atau membuat suatu rumusan masalah dan bahkan jika perlu membuat hipotesa.

Sebagai contoh, setelah mengamati tentang berbagai media pembelajaran virus dan penyakit, maka peserta didik akan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan proses pertumbuhan virus, penyebaran penyakit, dampak virus bagi manusia, hewan, dan tumbuhan, sebab terkena penyakit tertentu.

Peran guru dalam tahap menanya ini adalah menyemangati dan mendorong dengan tanpa memaksa siswa untuk bertanya serta memberi pujian terhadap pertanyaan sesuai dengan ukuran bahasa siswa.

3. Mencoba

Mencoba berarti melakukan suatu hal untuk memecahkan masalah sekaligus menemukan kebenaran hipotesa. Cara mencoba dapat dilakukan dengan cara eksperimen, dan menggunakan rumus dalam menghitung. Bekerja secara kolaboratif merupakan hal terbaik pada tahapan mencoba ini.

Sebagai contoh, ketika siswa akan memecahkan sebuah masalah tentang bagaimana proses pertumbuhan virus, maka dapat dilakukan dengan cara bereksperimen atau percobaan tentang bagaimana virus itu tumbuh dalam media protein.

Pada tahapan mencoba ini, guru harus berperan aktif sebagai mentor yang selalu proaktif dalam membantu siswa untuk melakukan eksperimen.

4. Menalar

Menalar berarti memahami, menganalisis, mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lain. Dalam menalar, peserta didik didorong untuk dapat mencari dari berbagai sumber referensi, baik secara manual maupun melalui media digital.

Sumber referensi yang ada digunakan sebagai bahan untuk mengolah data dari hasil percobaan. Pada akhirnya, maka akan diperoleh sebuah kesimpulan dari rumusan masalah dan hipotesa yang sebelumnya telah disusun.

Peran guru pada tahapan menalar ini adalah sebagai pemantau dari satu kelompok ke kelompok yang lainnya untuk memberikan scaffolding.

5. Mempresentasikan

Mempresentasikan berarti mempublikasikan, mengkomunikasikan hasil kerja kelompok yang sudah selesai diolah dan disimpulkan.

Dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa bisa menggunakan produk teknologi, seperti LCD - Proyektor - Laptop - Media PowerPoint. Peran guru dalam tahapan mempresentasikan ini adalah memberikan penghargaan serta memperkuat konsep yang telah ditemukan oleh siswa.

Meskipun kelima tahapan tersebut berurutan sesuai dengan pedoman 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan), namun dalam pelaksanaannya boleh dikondisikan sesuai dengan keadaan kelas dan materi pembelajaran. Artinya bahwa urutannya bisa ditukar dan diacak sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran. Misalnya pada pertemuan pertama digunakan 3M,. Selanjutnya 2M di pertemuan kedua, dsb.

Dengan memahami dan menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 secara baik dan benar sesuai pedoman, diharapkan pembelajaran dapat semakin bermakna bagi para siswa, khususnya dalam menyonsong abad ke-21 dengan segala perkembangannya.

Tulis Komentar

Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.

Lebih baru Lebih lama