Perilaku Fitnah, Ghibah Dan Mencaci Maki Orang Lain

Kita semua sudah tahu kan sobat, bahwa orang-orang di sekitar kita sering melakukan obrolan-obrolan yang tidak penting yang dapat menyebabkan hal-hal negatif kepada orang lain. Karena dari obrolan tersebut tidak jarang menimbulkan fitnah dan ghibah. Maka dari itu, pada kesempatan ini Guru Abata akan membagikan artikel tentang perilaku fitnah, ghibah dan mencaci maki orang lain.

Fitnah adalah mengatakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh seseorang, sedangkan apabila seseorang itu mengatakan tentang orang lain yang jika kata-kata tersebut didengar ia akan marah, maka itu namanya ghibah atau membicarakan orang lain.

Fitnah adalah perbuatan yang sangat jahat, kejam dan berbahaya. Perbuatan fitnah dapat menghancurkan kehidupan dan masa depan seseorang, rumah tangga, masyarakat, bangsa, bahkan negara.

Perilaku Fitnah, Ghibah Dan Mencaci Maki Orang Lain

Pada tataran yang sangat sederhana, fitnah dilakukan masyarakat seperti mengatakan bahwa si A telah berkata jorok, padahal si A tidak mengatakan apa-apa. Sedangkan tahapan yang jahat dan keji, seperti ulah seseorang yang menaruh obat-obatan terlarang (seperti narkoba) di mobil, kendaraan atau rumah orang lain, lalu pemilik kendaraan atau rumah itu pun dilaporkan atau ditangkap oleh polisi. Ia pun dipaksa dan dipukuli polisi agar mengaku memiliki, berbisnis atau memakai narkoba tersebut. Na’udzubillaahi min dzaalik

Allah SWT berfirman pada Surah Al Hujuraat ayat 12 yang artinya;

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Ghibah tidak hanya sekedar membicarakan orang lain saja, namun ada pengecualian tertentu mengenai hal tersebut. Dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam kitab Riyaadlush Shaalihiin bahwa ada enam hal yang terkait dengan menceritakan orang lain tidak dikategorikan ghibah, yaitu:

1. Orang yang dianiaya, yang yang mengadukan penganiayaan yang dialami kepada orang yang diduga bisa mengatasi penganiayaan tersebut.

2. Menceritakan karena mengharapkan pertolongan atau bantuan agar keburukan yang terjadi bisa segera tersingkirkan.

3. Menceritakan keburukan dalam rangka meminta fatwa.

4. Menceritakan keburukan dalam rangka memberi peringatan kepada orang lain agar tidak terkecoh.

5. Menceritakan keburukan orang yang secara terang-terangan berbuat hal tersebut tanpa malu melakukannya.

6. Menceritakan untuk mengidentifikasi seseorang, menjelaskan profil yang bersangkutan atau untuk memberinya gelar yang tanpa hal tersebut ia tidak dikenal.

Berikut ini adalah tips sederhana untuk menjaga lidah kita dari sesatu yang akan menyebabkan orang lain sakit hati. Ketika kita ingin mencaci maki orang lain dengan kata-kata, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah:

1. Membayangkan kata-kata tersebut dilakukan orang lain terhadap dirinya.

2. Menahan agar kata-kata tersebut tidak muncul dan keluar dari mulut kita

3. Tetap mengeluarkan kata-kata tapi cukup dalam hati saja, dengan catatan, lain kali tidak perlu menggunakan kata-kata itu lagi.

4. Meluapkan emosi untuk mengeluarkan kata-kata tersebut melalui tulisan kecil, baik pada kertas, maupun media lainnya dengan catatan, tidak boleh ada orang lain yang membacanya.

5. Bila emosi masih meluap-luap, lakukan pemilihan terhadap kata-katayang hendak diucapkan, lalu pilih yang paling rendah tingkat menyakitnya, tapi ucapkan dengan suara yang sangat rendah volumenya, sehingga orang lain tidak dengar.

6. Berlatih dan membiasakan menggunakan lafal-lafal dzikir seperti “Subhaanallaah” (Maha Suci Allah), “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun” (sesungguhnya kita semua berasal dari Allah dan sesungguhnya kepada Allah pula kita kembali), “Allaahu akbar” (Allah Maha Besar).

7. Menghindari obrolan yang tidak jelas manfaatnya.

8. Bercanda sewajarnya dan menghindari candaan yang berlebihan.

9. Menghindar dari kerumunan orang-orang yang suka menggosip/membicarakan kejelekan orang lain.

Demikian pembahasan kita mengenai artikel tentang perilaku fitnah, ghibah dan mencaci maki orang lain ini. Semoga dengan membaca dan memahami artikel ini dapat memberikan wawasan kepada kita agar lebih berhati-hati dalam kata-kata dan ucapan.

Tulis Komentar

Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.

Lebih baru Lebih lama