Berapa Banyak Kenikmatan Yang Allah Berikan Kepada Kita?

Sahabat Guru Abata. Bagaimana kabar hari ini? Semoga kita semua selalu dalam naungan perlindungan Allah ta'alaa.

Sahabat, pernahkah kita mengingat dan merenungkan tentang kebesaran Allah dalam menganugerahi dengan berbagai kenikmatan yang kita rasakan? Seberapa sering kita mengingat setiap kenikmatan yang Allah berikan?

Allah memberikan kenikmatan kepada makhluk-Nya tidak pernah dapat terhitung jumlahnya, begitu pun kepada kita. Setiap hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi kita selalu merasakan nikmat yang Allah berikan. Bahkan ketika kita tidur sekalipun Allah merahmati kenikmatan kepada kita. Hal tersebut terus berulang dalam kehidupan yang kita jalani sejak kita terlahir ke dunia hingga kita meninggalkan dunia ini kembali.

Namun sayangnya tidak banyak yang menyadari tentang hal tersebut. Atau mungkin lalai karena kesibukan yang sedang dihadapi dalam aktivitasnya.

Berapa Banyak Kenikmatan Yang Allah Berikan Kepada Kita?

Sahabat, tentu kita semua sudah tahu bahwa mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, lisan untuk berbicara dan banyak anggota badan lain dengan manfaat dan kegunaannya yang berbeda tersebut datangnya dari Dzat Yang Maha Kuasa. Oksigen yang kita hirup setiap detik pun merupakan pemberian Allah yang sangat tak ternilai harganya.

Hal tersebut sungguh sangat sering kita abaikan dan tidak kita sadari. Mungkin sahabat dapat merasakannya tatkala kita sedang sakit. Kita umpamakan sakit flu saja. Disitu kita bisa merasakan bagaimana nikmatnya bernapas dengan lega tanpa disertai hidung tersumbat. Ketika sedang sariawan, kita dapat merasakan bagaimana nikmatnya mengunyah makanan yang lezat tanpa ada rasa perih dan sakit pada mulut.

Begitulah perumpamaan kecil sebagai cara untuk mengingat berbagai macam kenikmatan yang dilimpahkan kepada kita. Akan tetapi, dengan begitu banyaknya kenikmatan yang Allah berikan, hal apa sajakah yang telah kita perbuat atas limpahan rahmat yang kita rasakan setiap hari tersebut? Sudahkah kita mempergunakan semua kenikamatan Allah itu untuk hal-hal yang dikehendaki oleh pemberinya?

Sahabat, sedikit pun Allah tidak pernah memperhitungkan atas kenikmatan yang telah diberikan kepada makhluk-Nya. Allah selalu mencukupi makhluk-Nya dengan segala macam kebutuhannya masing-masing tanpa menghitungnya. Namun kita sebagai makhluk, mengapa masih sering saja menghitung dan mengingat-ingat ibadah yang kita lakukan?

Terkadang kita masih susah untuk bersikap ikhlas dalam beribadah. Padahal ibadah merupakan bentuk penghambaan kita kepada Allah. Ibadah adalah salah satu cara kita dalam mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada kita. Maka sangat tidak pantas jika kita selalu mengungkit ibadah dan kebaikan kita yang dipersembahkan untuk Allah.

Sahabat, sebenarnya memang sulit untuk menerapkan keikhlasan dalam setiap ibadah dan perbuatan baik yang kita lakukan. Tapi tidak ada salahnya kita mencoba dan berusaha untuk selalu ikhlas dalam tindakan yang kita perbuat.

Keikhlasan diukur dari seberapa besar kerelaan kita atas apa yang kita lakukan. Ibarat kita - maaf - Buang Air Besar (BAB) tanpa mengingat-ingat lagi sesuatu apa yang telah kita keluarkan dari dalam tubuh yang kita miliki. Ingat sahabat, ikhlas itu datangnya dari dalam hati dan bukan dari ucapan lisan.

Begitulah sahabat, sudah sepantasnya kita memperbanyak bersyukur atas limpahan nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bersyukur memiliki makna mempergunakan sesuatu yang telah diberikan untuk hal yang dikehendaki oleh pemberinya. Begitu juga dengan Allah ta'alaa.

Sebagaimana dalam Al Quran Surah Adz Dzaariyaat, Allah tidak serta merta menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah. Dalam ayat tersebut sungguh sangat jelas isinya tanpa ada pertentangan apapun. Yaiitu kita semua diciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah kepada-Nya.

Begitulah sahabat. Kenikmatan yang kita rasakan selalu kita abaikan tanpa mensyukurinya. Sedangkan Allah, Dzat yang sering kita lupakan tersebut tidak pernah lupa kepada kita barang sedetik pun. Subhaanallaah, disitulah sifat rahman dan rahim Allah dibuktikan. Dikala hamba-Nya melupakan-Nya, Allah selalu mengingat dan peduli kepada mereka.

Demikian pembahasan kita dalam artikel ini. Guru Abata tidak bermaksud sedikit pun untuk menggurui atau mengajari. Namun Guru Abata hanya ingin mengingatkan kepada diri pribadi dan kepada sahabat semuanya. Semoga dengan sedikit pengingat tentang bersyukur atas kenikmatan yang Allah berikan dalam artikel ini dapat memotivasi kita untuk menjadi hamba yang selalu bersyukur. Aamiin..

Tulis Komentar

Komentar yang Anda berikan dimoderasi. Jika sesuai dengan ketentuan, maka akan segera muncul.
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik dan santun serta tidak melakukan spamming.

Lebih baru Lebih lama